Kamis, 27 November 2008

Hari Kiamat Diramalkan 12 Desember 2012

Hari kiamat sudah seringkali diramalkan. Entah sudah berapa kali hari kehancuran dunia itu diprediksi. Namun, tak ada yang lebih meresahkan dengan ramalan hari kiamat dari Suku Maya.
Ramalan suku, yang dulunya dikenal sangat maju dalam ilmu pengetahuan ini, kini menyebar lewat internet dan meresahkan.
Pada manuskrip kalender bangsa Maya, yang dianggap kalender paling akurat, memuat kejadian dan ramalan selama kurun waktu antara 3113 SM sampai 2012 M.
Nah, dari kalender itulah, mereka meramalkan bahwa pada 12 Desember 2012, hari kiamat tiba.
Ramalan itu tidak menyebut secara pasti hari kiamat. Di sana disebutkan dalam bahasa Maya sebagai The End of Times.
Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan "dimurnikan", selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru. Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya dikenal menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi.
Kesempurnaan dan akurasi dari penanggalannya membuat orang takjub. Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.
Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-buku, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik.
Kontroversi
Tetapi betulkah, hari kiamat akan tiba pada tahun 2012 mendatang? Dalam buku Apocalypse 2012 (Lawrence E Joseph: 2007), penulis berdarah Lebanon yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico ini dipaparkan dengan sangat jelas dan juga ilmiah tentang kemungkinan terjadinya bencana alam di tahun tersebut.
Bencana itu antara lain, siklus aktivitas matahari yang memuncak di tahun 2012 yang menyebabkan panas yang luar biasa di bumi, terlebih atmosfer sudah mengalami penipisan dan bolong di beberapa bagian sehingga selain memanaskan bumi dengan radikal juga melelehkan es di kutub dan juga menimbulkan badai serta topan yang dahsyat.
Medan magnet bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari mulai retak. Pergeseran kutub juga tengah berlangsung. Tata surya tengah memasuki medan awan energi antarbintang. Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari serta atmosfer planet-planet.
Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut di tahun 2012 hingga 2020 dan akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah ada sebelumnya. Imuwan menyatakan dinosaurus serta spesies lainnya telah punah akibat tumbukan asteroid raksasa 65 juta tahun silam. Menurut siklus yang diperhitungkan secara ilmiah, seharusnya hal itu sudah terjadi lagi di saat-saat sekarang.
Menariknya, ramalan bangsa Maya (juga suku Hopi, Mesir Kuno, dan beberapa suku kuno lainnya) di dalam kalendernya dengan detil mengungkapkan jika tahun 2012 merupakan akhir sekaligus awal zaman baru. Bagaikan kelahiran seorang anak manusia, maka kelahiran zaman baru ini akan dipenuhi dengan darah. Kitab kuno dari Cina, I Ching, juga menyatakan akan terjadi bencana besar di tahun 2012.
Badai Matahari
Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.
Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, Sri Kaloka, menjelaskan badai matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima.
Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik. Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia.
"Karena gangguan magnet Bumi, pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti," ujar Sri seperti dikutip di Kompas.com.
Langkah Antisipatif
Dari matahari, miliaran partikel elektron sampai ke lapisan ionosfer bumi dalam waktu empat hari, jelas Jiyo Harjosuwito, Kepala Kelompok Peneliti Ionosfer dan Propagasi Gelombang Radio. Dampak dari serbuan partikel elektron itu di kutub magnet mumi berlangsung selama beberapa hari.
Selama waktu itu dapat dilakukan langkah antisipatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, lanjut Bambang, Lapan tengah membangun pusat sistem pemantau cuaca antariksa terpadu di Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.
Langkah antisipatif yang telah dilakukan Lapan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari munculnya badai antariksa, yaitu Dephankam, TNI, Dephub, PLN, dan depkominfo, serta pemerintah daerah. Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama, kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio.
Bambang mengimbau PLN agar melakukan langkah antisipatif dengan melakukan pemadaman sistem kelistrikan agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk. Untuk itu, sosialisasi harus dilakukan pada masyarakat bila langkah itu akan diambil. Selain itu, penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan satelit GPS sebagai sistem navigasi hendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi, dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawat terbang.
Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa, jelas peneliti dari PPSA Lapan, Effendi, dapat mengubah kecepatan gelombang radio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delai propagasi pada sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tak berfungsi lagi.
Saat ini Lapan telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan tersebut untuk komunikasi radio HF. "Saat ini tengah dipersiapkan pemodelan yang sama untuk bidang navigasi," tutur Bambang.
Kamis, 27-11-2008
Sumber: Tribun Timur

Rabu, 19 November 2008

Ketika Es Antartika Terancam Oleh Pulihnya Lubang Ozon

Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global bisa teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon di atas Antartika malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade mendatang. Ketika lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior wilayah kutub dari udara yang hangat menjadi terbuka, mengakibatkan Antartika menghangat, demikian juga kondisi yang lebih hangat dan kering di Australia.

Kendati suhu global meningkat, interior Antartika mempunyai situasi yang unik karena cenderung mendingin pada musim panas dan gugur selama beberapa dasawarasa belakangan. Ilmuwan mengaitkan pendinginan tersebut dengan adanya lubang pada lapisan ozon yang mempengaruhi pola sirkulasi atmsofer dan memperkuat angin yang mengarah ke barat dan berputar-putar di dalam benua Antartika. Angin tersebut mengisolasi interior Antartika dari pola pemanasan, sebagaimana yang teramati pada semenanjuang Antartika serta bagian lain dunia (Gb.1).

Upaya untuk mencegah terjadinya lubang pada ozon telah dilakukan semenjak lama. Protokol Montreal tahun 1987 telah berhasil mengupayakan pelarangan bahan-bahan perusak ozon, sehingga kerusakan yang lebih parah bisa terhindarkan. Tetapi permasalahan tidak sesederhana itu. Studi telah dilakukan pada dinamika antara ozon strastosfer dan kondisi atmosfer dari tahun 1950 sampai akhir abad ke dua puluh; hasilnya menunjukkan bahwa ketika tingkat ozon terpulihkan, lapisan bawah stratosfer di atas Antartika - 10-20 km di atas permukaan BUmi - akan menyerap radiasi ungu-ultra, dan menaikkan temperatur sampai 9 derajat C, mengurangi gradien temperatur utara-selatan yang kuat. Kalau sudah begitu, temperatur menjadi lebih ’suam-suam kuku’ di Antartika, bersamaan dengan itu, angin yang mengarah ke barat menjadi lebih lemah dan menghasilkan temperatur yang lebih hangat dan kering di Australia dan meningkatnya presipitasi di Amerika Selatan.

Model iklim, sebagaimana yang dipergunakan oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change’s) tidak memperhitungkan detil mengenai kimiawi ozon. Banyak model tidak menyertakan situasi pada 30 km di atas permukaan Bumi, sementara untuk menjelaskan stratosfer itu paling tidak membutuhkan ketinggian sampai 60 km. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi ilmuwan yang bekerja pada analisis iklim untuk memperhitungkan perubahan ozon dari pengurangan sampai penyembuhannya selama abad dua puluh dan dua puluh satu.
Jika didapatkan umpan-balik bahwa ternyata pencairan es berdasarkan model yang ada masih kurang tepat, maka tingkat aman karbon-dioksida yang ditetapkan selama ini juga salah. Produktivitas biologi di lautan ditentukan oleh pola sirkulasi lautan dan atmosfer, sehingga studi mendatang harus bisa menggandeng sekaligus dinamika lautan pada kimiawi ozon dan iklim.

Sumber : Disadur dari Berita Majalah Nature, 29 April 2008.

Gas Rumah Kaca Juga Menguntungkan, Tapi...

Senin, 17 November 2008 21:24 WIB
PARIS, SENIN - Siklus pergeseran orbit Bumi akan membuat planet ini mengalami zaman es kembali ribuan tahun dari sekarang. Namun, kejadian ini mungkin dapat dicegah akibat adanya gas rumah kaca yang kini menjadi biang pemanasan global.
Bumi telah mengalami periode panjang musim dingin ekstrem pada miliaran tahun silam dalam sejarahnya. Musim dingin yang sangat menggigit diselang-selingi dengan periode interglasial yang relatif hangat, merupakan periode yang telah kita alami sejak berakhirnya Zaman Es, sekitar 11.000 tahun silam.

Perubahan iklim ini ada penyebab alamiahnya, yang diyakini terutama berakar dari perubahan orbit dan sumbu Bumi. Sekalipun sebentar, memiliki dampak yang besar sekali atas bagaimana panas sinar Matahari jatuh pada permukaan planet Bumi.

Para peneliti membangun sebuah model komputer berkuatan tinggi untuk melihat dengan seksama pada fase-fase dingin dan hangat ini. Di samping perubahan keplanetan, mereka juga memperhatikan level karbon dioksida (CO2), yang ditemukan dalam gelembung kecil pada inti es, yang memberikan indikator suhu yang berlangsung ratusan ribu tahun.

"Mereka menemukan perubahan dramatis dalam iklim, termasuk perubahan ketika Bumi berubah dari satu keadaan ke kondisi lainnya dalam waktu yang relatif singkat," kata salah satu geosaintis Thomas Crowley dari Universitas Edinburgh, Skotlandia. Pergeseran-pergeseran ini, yang disebut "pencabangan dua", tampaknya terjadi dalam rangkaian yang tiba-tiba, yang bertentangan persepsi bahwa planet Bumi mengalami masa dingin atau panas dengan perlahan.
Menurut model itu, yang disiarkan dalam jurnal Nature oleh Crowley dan fisikawan William Hyde dari Universitas Toronto, Kanada, "pencabangan" biasanya akan terjadi antara 10.000 hingga 100.000 tahun dari sekarang. Iklim yang dingin akan memicu periode beku yang panjang dan stabil pada kawasan di garis lintang bagian tengah, melimpahi Eropa, Asia dan Amerika Utara hingga ke garis lintang 45-50 derajat dengan lapisan es tebal.

Imbangi pendinginan

"Meski demikian, kini ada begitu banyak CO2 di udara, sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, dan ini memperbesar dampak gas rumah kaca yang memerangkap panas yang akan mengimbangi pengaruh pendinginan daeri pergeseran orbit," tutur Crowley.

"Bahkan level yang ada saat ini lebih dari cukup untuk mencapai kondisi yang menentukan yang tampak pada model itu," katanya. "Jika mengurangi sedikit CO2, itupun mungkin masih memadai."

Pada September lalu, sebuah konsorsium riset ilmiah bernama Proyek Karbon Global (GCP) menyatakan konsentrasi CO2 di atmosfir mencapai 383 ppm pada 2007, atau 37 persen di tas level pra-industri. Konsentrasi saat ini "tertinggi dalam 650.000 tahun terakhir dan kemungkinan dalam 20 juta tahun belakangan ini," kata laporan itu.

Meskipun begitu, para pakar iklim memperingatkan bahwa berita ini bukan sebagai alasan mendukung pemanasan global. Sebab dampak jangka pendek yang sudah terbayang di depan mata adalah kerusakan akibat perubahan iklim seperti naiknya air laut, munculnya penyakit baru, dan badai yang semakain sering.

Crowley memperingatkan mereka yang akan memanfaatkan pengkajian baru itu dengan menyatakan karbon dioksida kini suatu hal yang baik karena mencegah kita menuju periode dingin membeku. "Kami tak ingin memberi kesan kepada masyarakat," katanya. "Anda tidak bisa mengunakan pendapat ini sebagai pembenaran terhadap pemanasan global".

Tahun lalu, Panel Antar-pemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC) PBB yang meraih Nobel menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca sudah menyebabkan perubahan yang tampak terhadap sistem iklim, terutama pada es dan salju. Bila dibiarkan tanpa pengendalian, perubahan iklim akan memicu kekeringan yang meluas dan banjir pada akhir abad ini, sehingga menyebabkan kelaparan, kehilangan tempat berteduh dan tekanan lainnya atas jutaan orang.

Sumber: Kompas.com

Es di Greenland dan Global Warming

Tahun 2006, Greenland mengalami hari-hari mencairnya salju pada ketinggian yang lebih tinggi dibanding ketinggian rata-rata selama 18 tahun. Hasil pengamatan harian menunjukkan mencairnya salju di lapisan es Greenland mengalami peningkatan setiap harinya.

Monitoring terhadap pelelehan saju di lapisan es Greenland secara harian dilakukan dengan Special Sensor Microwave Imaging radiometer (SSM/I) yang berada di pesawat ruang angkasa Defense Meteorological Satellite Program. Sensor akan mengukur sinyal elektromagnetik yang dipancarkan lapisan es dan mendeteksi lelehan salju yang terjadi lebih dari 10 hari lebih lama dari rata-rata yang terjadi pada area tertentu di Greenland.

Dengan adanya hasil pengamatan satelit secara periodik memberikan data dan informasi yang akan membantu para peneliti untuk mengetahui kecepatan alir glacier, banyaknya air dari salju yang mencair dan bergabung dengan lautan disekitarnya, juga untuk mengetahui seberapa banyak radiasi Matahari yang akan dipantulkan kembali ke atmosfer.

Salju kering dan basah memang terlihat sama jika dilihat untuk pertama kalinya. Tapi salju yang basah dan salju yang mengalami pembekuan kembali, memiliki tingkat penyerapan radiasi sinar Matahari yang lebih tinggi, dan hanya memantulkan 50-60 persen ke atmosfer. Sedangkan salju kering, memantulkan kembali 85 % radiasi Matahari. Dengan kata lain, salju yang meleleh akan menyerap 3-4 kali energi yang sama dibanding salju kering. Ini tentu akan memberi pengaruh yang besar pada persediaan energi di Bumi.

Mencairnya salju di Greenland memberi pengaruh yang sangat besar terhadap luas lapisan es yang terus berkurang dan terhadap tinggi dan dalam lautan diseluruh dunia. Sebagian air yang dihasilkan dari salju yang mencair juga akan mengalir kedalam glacier melalui patahan-patahan dan alur lubang vertikal (moulin), kemudian mencapai lapisan batuan dibawahnya dan melubrikasi (meminyaki, mencairkan) lapisan es diatasnya.

Pengamatan dan studi yang dilakukan sebelumnya oleh Jay Zwally dan Waleed Abdalati dari NASA Goddard menunjukkan, air yang mencair pada musim panas pada dasar lapisan es bisa meningkatkan gerak es dan menyebabkan terjadinya peningkatan level lautan (tinggi dan dalamnya) dengan sangat cepat. Fenomena ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.


sumber : NASA

Selasa, 04 November 2008

E-Library

Disusun Oleh :
Ayu Anggraini (51006010)
Randy Thioris (51006038)
Wong Eng Yong (51006049)

Ringkasan / Inti E-Library:

PENGANTAR

I. Definisi
Perubahan pada masyarakat dunia sekarang sulit diperkirakan, utamanya jika melibatkan pengguna perpustakaan yang memiliki kondisi pengetahuan terhadap teknologi yang berbeda. Hal ini mengharuskan perpustakaan menyesuaikan diri dan mengambil antisipatif bila tidak ingin ditinggalkan oleh pengguna..
Dari uraian tersebut dapat disadari perlunya ditingkatkan penggunaan teknologi saat ini dimana salah satunya dengan mengembangkan e-library untuk semakin memudahkan dalam berbagi informasi dan sumber pengetahuan agar eksistensi perpustakaan tetap terjaga.
II. Tujuan
yaitu, agar meningkatkan minat baca masyarakat baik tua maupun muda dengan memanfaatkan jaringan online, dengan pemanfaatan e-library maka berbagai informasi dapat ditampung dan disharing melalui jaringan internet sehinggga dapat dibaca dan dinikmati masyarakat luas.
III. Visi
yaitu diharapkan eksistensi dari pemanfaatan teknologi terus berkembang khususnya peran informasi dan komunikasi dalam masyarakat luas. Dengan pemanfaatan jaringan komputer maka E-Library diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi yang berdedikasi tinggi dalam pemanfaatan informasi dan sumberdaya yang tersebar di seluruh pelosok dunia.

TULISAN / PENELITIAN YANG TERKAIT
1. Pemikiran Tentang Peningkatan Fasilitas e-Library di Perpustakaan Nasional Sebagai Upaya Melaksanakan Fungsi Pendidikan Kepada Masyarakat Aroem Andajani (Pustakawan Penyelia FTK-ITS)
2. Perpustakaan Online Sebagai Media Belajar Siswa di Sukabumi
(Oleh Drs. Usep Rusman)

Fokus E-Library
Yang membedakan antara fokus E-Library yang kami akan rancang dengan penelitian-penelitian yang lainnya ialah dimana pada kedua contoh penelitian, E – Library dikhususkan untuk sektor-sektor tertentu dan pemanfaatannya dikhusukan untuk kalangan sendiri. Jadi sistem yang mereka rancang hanya diorganisir oleh kalangan sendiri juga.
Yang akan kami buat difokuskan untuk masyarakat luas dimana informasi-informasi yang akan ditampung merupakan hasil buah pikiran dari tiap orang yang nantinya dapat dibaca oleh setiap orang, dimana artikel-artikel, buku, maupun literatur – literatur dapat diisi di sistem kami oleh masyarakat, dan diperbolehkan bagi mereka untuk memposting hasil tulisan mereka ke jaringan online sehingga pembagian informasi serta komunikasi dilakukan secara lebih meluas.

BAB 3
KETERSEDIAAN TEKNOLOGI

I. Teknologi saat ini
Teknologi yang membedakan antara 2 penelitian E-Library pada bab 2 dengan E-Library yang akan kami kembangkan ialah terletak pada database yang digunakan. Pada penelitian E-Library di daerah Sukabumi sistem databasenya hanya terpusat pada sebuah CPU saja dimana didalamnya sudah termasuk server, jadi teknologi yang mereka gunakan hanya sebatas jaringan lokal.
Sementara penelitian yang Perpustakaan Online yang diadakan pada Perpustakaan Nasional Aroem Andajani mengolah informasi dengan ruang lingkup yang kecil yang hanya menyangkut kegiatan-kegiatan didaerah Aroem Andajani tersebut.
Berbeda dengan teknologi yang akan kami gunakan dimana pemanfaatan segala sumberdaya akan digunakan tidak hanya sebatas pada jaringan lokal ataupun intranet, karena fungsi utama dari E-Library ini ialah merupakan wadah / sumber informasi umum, yang mengolah informasi yang besar didalam database.
II. Ketersediaan Perangkat
Perangkat-perangkat yang akan mendukung teknologi dari E-Library yang kami kembangkan sudah cukup memadai, mengingat perkembangan Teknologi / IT cukup pesat. Kami memanfaatkan perangkat seperti koneksi internet berupa modem, server yang terhubung ke system library, dan E-Technology dari alur kegiatan sistem kami.
III. Ketersediaan info Pendukung
Adapun ketersediaan info pendukung sudah cukup banyak antara lain pengetahuan mengenai cara megolah data di database yang berskala besar dimana untuk proses update informasi dapat dilakukan dengan mudah, serta penanganan / antisipasi terhadap ganguan jaringan ataupun kerusakan / masalah pada server.
Oleh sebab itu kami berupaya mencari dan mengumpulkan literatur yang bersangkutan sebagai info pendukung penunjang kegiatan penyusunan maupun pengembangan teknologi dari E-Library saat ini.

BAB 4
APLIKASI YANG TERSEDIA

Dalam pengembangan dan perencanaan sistem dan lebih memfokuskan arah dari kegiatan E-Library ini, sedikit banyaknya ditunjang oleh aplikasi-aplikasi pengolah informasi / data yang ada saat ini yang terus mengalami perkembangan yang telah tersedia saat seperti :

- Adobe Dreamweaver CS4 (Dreamweaver CS3 Stiletto)
Aplikasi ini memiliki fungsi untuk perancangan website baik dari segi antar muka (interface) maupun logika-logika (Scripting program) yang disuguhkan dalam bentuk pemrograman WYSIWYG (What You See is What You Get)

-Adobe Photoshop CS4 (Photoshop Stonehenge)
Aplikasi ini digunakan untuk perancangan desain (interface) E-Library, sebelum melakukan desain interface pada Adobe Dreamweaver CS4.

- Apache
Aplikasi web server

- PHP MyAdmin 2.11.4 dan mySQL
Aplikasi database dan SQL

Melalui penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut maka pengimplementasian aplikasi E-Library di masyarakat akan dengan mudah diterapkan karena dibuat dengan aplikasi-aplikasi yang umumnya digunakan saat ini, karena sekarang ini, internet di masyarakat sudah "mendarah daging". Cakupan teknologi komputer, khusunya jaringan internet telah banyak dimanfaatkan di masyarakat dan kami menerapkan / mengimplementasikan E-Library ini secara online agar dapat dengan mudah diakses oleh amsyarakat luas.

BAB 5
INFORMASI SECARA GLOBAL

Konsep dari pengembangan E-Library ini ialah lebih difokuskan pada efisiensi waktu dan pemanfaatan teknologi yang diterapkan pada sebuah sistem E-Library yang memiliki tujuan untuk meng-online kegiatan perpustakaan untuk mempermudah masyarakat dalam menambah pengetahuannya dengan cukup dari rumah dan memiliki koneksi internet, maka dapat langsung berbagi dan memperoleh informasi-informasi seputar perkembangan teknologi dimasyarakat saat ini tanpa perlu pergi meminjam buku pada perpustakaan fisik. Dengan adanya pengembangan E-Library ini, kedepannya akan mengalamai kemajuan yang meningkatkan pemanfaatan teknologi sehingga dapat menggantikan sistem perpustakaan lama yang masih terksesan klasik, selain itu juga, untuk kedepannya akan ada penambahan perangkat maupun komponen pendukung yang dapat semakin memperkuat sistem E-Library ini khususnya perangkat yang digunakan sebagai server yang menampung informasi-informasi.

Rabu, 08 Oktober 2008

Cara Kerja Blogku

Jika ingin memposting artikel atau HTML maka kita dapat memilih posting lalu buat baru posting lalu ditampilkan, posting yang telah ditampilkan dapat diedit.
Pada bagian tata letak kita dapat mengatur tata letak serta mengedit themes dari blog tersebut dengan menggunakan XML. Kita juga dapat mengatur LINK untuk mengupload file dengan mencari situs yang menyediakan layanan untuk mengupload file, file yang diupload dapat didownload oleh orang-orang yang masuk ke blog.
Pada bagian pengaturan kita dapat mengatur data-data tentang diri kita, mengubah judul blog, atau mengubah nama URL dari blog.